Minggu, 30 Desember 2012

KIAT JITU MENJADI SEORANG KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI


KIAT JITU  MENJADI
SEORANG KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI  
        Setiap kepala sekolah memiliki harapan dan cita-cita menjadi kepala sekolah berprestasi baik di tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi bahkan nasional. Untuk mencapai hal itu, memang tidak mudah dan perlu waktu serta usaha keras di samping berdo’a kepada Allah SWT. Namun bila berpangku tangan, malas dan tidak mempunyai program maupun strategi khusus maka sampai kapanpun, harapan dan cita-cita menjadi kepala sekolah berprestasi akan menjadi impian belaka. Agar tidak hanya menjadi impian dan di angan-angan saja maka seoraang kepala sekolah harus memulai dengan melaksanakan tugas dan kewajibannya secara professional dan penuh dedikasi. Setelah itu, berusaha dengan segala daya  upaya untuk mengerahkan energi kompetensi yang dimiliki dan diimbangi semangat yang membara dalam meningkatkan prestasi sekolah. Dalam membangun sekolah yang berkualitas dan berprestasi tidaklah semudah membalik kedua telapak tangan, tetapi harus memfungsikan kompetensinya yaitu kepribadian, professional, pedagogic, sosial, manajerial dan kewirausahaan. Wujud dari keberhasilan kepala sekolah akan tampak dari peningkatan segala aspek seperti  prestasi siswa, motivasi dan kinerja guru, jumlah sarana dan prasarana, tata kelola administrasi, transparansi dan akuntabilitas keuangan, dan hubungan harmonis dengan masyarakat serta partisipasi masyarakat.
        Untuk menjadi kepala sekolah berprestasi harus memiliki motivasi yang besar disetai kinerja yang optimal, di samping itu juga harus menjalin kerja sama dengan semua pihak agar lebih mudah dan ringan. Karena semua orang yang menjadi kepala sekolah memiliki harapan dan cita-cita yang sama, maka kepala sekolah yang siap menanam dengan kerja ikhlas, kerja cerdas, kerja keras, dan kerja tuntas akan memetik hasilnya Semakin tinggi tingkatan wilayah yang diikuti semakin tinggi persaingannya. Semua kepala sekolah pasti berbuat dan berusaha sebaik mungkin di lembaga masing-masing untuk dinilai seberapa besar peningkatan yang di capai selama kurun waktu tertentu dibanding dengan hasil yang dicapai oleh kepala sekolah lain. Di sinilah nanti akan diketahui bahwa pemenang atau juara yang dipilih pastilah kepala sekolah terbaik dan unggul di antara yang baik. Sudah barang tentu, penilaiannya meliputi dari segala aspek dengan cara sebagai berikut: (1) tes tulis baik akademik dan psikotes, (2) tes wawancara atau interview dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, (3) Presentasi atau paparan hasil PTS atau The best Parctice, (4) penilaian Portofolio, dan (5) Penilaian verifikasi di unit kerja atau di lapangan.
       Setelah seorang kepala sekolah sudah berusaha, berbuat dan menghasilkan yang terbaik di lembaga sekolahnya maka untuk menjadi pemenang atau juara dalam perlombaan harus melalui serangkaian tahapan penilaian. Berangkat dari pengalaman dalam mengikuti lomba kepala sekolah berprestasi maka penulis ingin berbagi kiat-kiat agar terpilih menjadi kepala sekolah berprestasi. Di bawah ini akan disajikan tahapan penilaian disertai dengan kiat-kiat dalam  mempersiapkan agar mantap dan sukses yaitu:

Rabu, 19 Desember 2012

sekolah berkualitas dan sukses


Bab I    
Pendahuluan

1.      Latar Belakang Masalah,
       Sudah hampir satu dasa warsa bahwa bangsa Indonesia telah serius memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. Ini terlihat dari lahirnya Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.  Di dalam UU ini memuat fungsi dan tujuan yaitu pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis ,dan bertanggung jawab.
        Untuk mewujudkan pendidikan nasional tersebut harus dimulai dari pendidikan dasar sampai ke pendidikan tinggi yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas dapat terwujud apabila lembaga pendidikan di sekolah juga berkualitas. Selanjutnya Sekolah yang berkualitas dapat diraih bila kepala sekolahnya berkualitas. Lingkaran sistem pendidikan yang berkaitan ini tidak dapat dihindari dan perlu ditingkatkan pelaksanaannya. Untuk itu, perlu profil dan sosok kepala sekolah yang berkualitas agar tercipta sekolah yang berkualitas.
       Kondisi dan Profil SDN 1 Tanjungori saat penulis bertugas sebagai kepala sekolah tahun 1998 sangat memprihatinkan dan mengharukan. Mengapa demikian, karena SDN 1 Tanjungori  memiliki ( a) kondisi iklim kerja kurang yang kondusif, ( b) hubungan  yang kurang harmonis antara guru dengan guru, guru dengan kepala sekolah, guru dengan masyarakat, kepala sekolah dengan masyarakat, ( c ) sarana prasarana yang tidak layak, ( d ) kurang transparannya pengelolaan  keuangan, ( e ) adanya konflik dengan lembaga terdekat, ( f ) menurunya prestasi siswa, dan ( g ) hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sekolah.
       Untuk menjadi kepala sekolah di lembaga ini sangatlah berat dan sulit sekali.  Melihat kondisi ini maka penulis yang memiliki banyak kelemahan dan kekurangan ingin berusaha melakukan yang terbaik sesuai kemampuan. Siapapun orangnya tidak dapat semudah membalikan kedua belah tangan, dan bukan tuhan yang bisa menentukan segalanya. Oleh karena itu, perlu waktu dan butuh kesabaran untuk mengubah dan memperbaiki keadaan yang lebih baik. Ada anggapan sebagian orang bahwa menjadi kepala sekolah di sekolah ini bukan mendapat anugerah dan berkah tapi mendapat mudharah dan musibah. Namun bagi penulis, semua anggapan itu tidak berlaku karena tugas yang diberikan adalah amanah yang perlu ditunaikan. Amanah yang berat ini bagaikan gunung yang menimpa, namun akan penulis laksanakan dengan hati yang ikhlas, dengan rasa syukur dan dengan penuh kesabaran.
       Bertitik tolak  dari permasalahan di atas maka penulis sangat penting dan sangat menarik untuk menyajikan pengalaman ini dalam bentuk “ The Best Practice “ yang  berjudul “ Mewujudkan Sekolah yang berkualitas dan Sukses melalui Penerapan Kompetensi Kepala Sekolah Berbasis Religius dan Iptek . “