Rabu, 19 Desember 2012

sekolah berkualitas dan sukses


Bab I    
Pendahuluan

1.      Latar Belakang Masalah,
       Sudah hampir satu dasa warsa bahwa bangsa Indonesia telah serius memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. Ini terlihat dari lahirnya Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.  Di dalam UU ini memuat fungsi dan tujuan yaitu pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis ,dan bertanggung jawab.
        Untuk mewujudkan pendidikan nasional tersebut harus dimulai dari pendidikan dasar sampai ke pendidikan tinggi yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas dapat terwujud apabila lembaga pendidikan di sekolah juga berkualitas. Selanjutnya Sekolah yang berkualitas dapat diraih bila kepala sekolahnya berkualitas. Lingkaran sistem pendidikan yang berkaitan ini tidak dapat dihindari dan perlu ditingkatkan pelaksanaannya. Untuk itu, perlu profil dan sosok kepala sekolah yang berkualitas agar tercipta sekolah yang berkualitas.
       Kondisi dan Profil SDN 1 Tanjungori saat penulis bertugas sebagai kepala sekolah tahun 1998 sangat memprihatinkan dan mengharukan. Mengapa demikian, karena SDN 1 Tanjungori  memiliki ( a) kondisi iklim kerja kurang yang kondusif, ( b) hubungan  yang kurang harmonis antara guru dengan guru, guru dengan kepala sekolah, guru dengan masyarakat, kepala sekolah dengan masyarakat, ( c ) sarana prasarana yang tidak layak, ( d ) kurang transparannya pengelolaan  keuangan, ( e ) adanya konflik dengan lembaga terdekat, ( f ) menurunya prestasi siswa, dan ( g ) hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sekolah.
       Untuk menjadi kepala sekolah di lembaga ini sangatlah berat dan sulit sekali.  Melihat kondisi ini maka penulis yang memiliki banyak kelemahan dan kekurangan ingin berusaha melakukan yang terbaik sesuai kemampuan. Siapapun orangnya tidak dapat semudah membalikan kedua belah tangan, dan bukan tuhan yang bisa menentukan segalanya. Oleh karena itu, perlu waktu dan butuh kesabaran untuk mengubah dan memperbaiki keadaan yang lebih baik. Ada anggapan sebagian orang bahwa menjadi kepala sekolah di sekolah ini bukan mendapat anugerah dan berkah tapi mendapat mudharah dan musibah. Namun bagi penulis, semua anggapan itu tidak berlaku karena tugas yang diberikan adalah amanah yang perlu ditunaikan. Amanah yang berat ini bagaikan gunung yang menimpa, namun akan penulis laksanakan dengan hati yang ikhlas, dengan rasa syukur dan dengan penuh kesabaran.
       Bertitik tolak  dari permasalahan di atas maka penulis sangat penting dan sangat menarik untuk menyajikan pengalaman ini dalam bentuk “ The Best Practice “ yang  berjudul “ Mewujudkan Sekolah yang berkualitas dan Sukses melalui Penerapan Kompetensi Kepala Sekolah Berbasis Religius dan Iptek . “

0 komentar:

Posting Komentar