Bab
I
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Masalah,
Sudah hampir satu dasa warsa bahwa
bangsa Indonesia telah serius memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. Ini
terlihat dari lahirnya Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Di dalam UU ini
memuat fungsi dan tujuan yaitu pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, demokratis ,dan bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan pendidikan nasional
tersebut harus dimulai dari pendidikan dasar sampai ke pendidikan tinggi yang
berkualitas. Pendidikan yang berkualitas dapat terwujud apabila lembaga
pendidikan di sekolah juga berkualitas. Selanjutnya Sekolah yang berkualitas dapat
diraih bila kepala sekolahnya berkualitas. Lingkaran sistem pendidikan yang
berkaitan ini tidak dapat dihindari dan perlu ditingkatkan pelaksanaannya.
Untuk itu, perlu profil dan sosok kepala sekolah yang berkualitas agar tercipta
sekolah yang berkualitas.
Kondisi dan Profil SDN 1 Tanjungori saat
penulis bertugas sebagai kepala sekolah tahun 1998 sangat memprihatinkan dan
mengharukan. Mengapa demikian, karena SDN 1 Tanjungori memiliki ( a) kondisi iklim kerja kurang yang
kondusif, ( b) hubungan yang kurang
harmonis antara guru dengan guru, guru dengan kepala sekolah, guru dengan
masyarakat, kepala sekolah dengan masyarakat, ( c ) sarana prasarana yang tidak
layak, ( d ) kurang transparannya pengelolaan
keuangan, ( e ) adanya konflik dengan lembaga terdekat, ( f ) menurunya
prestasi siswa, dan ( g ) hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sekolah.
Untuk menjadi kepala sekolah di lembaga
ini sangatlah berat dan sulit sekali.
Melihat kondisi ini maka penulis yang memiliki banyak kelemahan dan
kekurangan ingin berusaha melakukan yang terbaik sesuai kemampuan. Siapapun
orangnya tidak dapat semudah membalikan kedua belah tangan, dan bukan tuhan
yang bisa menentukan segalanya. Oleh karena itu, perlu waktu dan butuh
kesabaran untuk mengubah dan memperbaiki keadaan yang lebih baik. Ada anggapan
sebagian orang bahwa menjadi kepala sekolah di sekolah ini bukan mendapat anugerah
dan berkah tapi mendapat mudharah dan musibah. Namun bagi penulis, semua
anggapan itu tidak berlaku karena tugas yang diberikan adalah amanah yang perlu
ditunaikan. Amanah yang berat ini bagaikan gunung yang menimpa, namun akan
penulis laksanakan dengan hati yang ikhlas, dengan rasa syukur dan dengan penuh
kesabaran.
Bertitik tolak dari permasalahan di atas maka penulis sangat
penting dan sangat menarik untuk menyajikan pengalaman ini dalam bentuk “ The
Best Practice “ yang berjudul “ Mewujudkan
Sekolah yang berkualitas dan Sukses melalui Penerapan Kompetensi Kepala Sekolah
Berbasis Religius dan Iptek . “
0 komentar:
Posting Komentar